Kualitas batik tergantung dari canting yang digunakan
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiXmC_VHEu97uuYhi_s_87X9l8TKApdjlsy2OyVsXK3Xsj4t7kVHeZsoueiQe7nxoEfI_LUV_yR3dWC-QTpp8A_TuNKL275G9FnXXcPjE2hhd4WGdNUj1qDelNWc_S86nsUP9rAdFl-mzUU/s72-c/canting.jpg
Kualitas batik tergantung dari canting yang digunakan
Canting cap dan canting tulis terbuat dari pelat tembaga. Karena bahan ini di samping tipis dn kuat juga bisa menjaga panas agar lilin malam (wax) tetap mencair saat proses mengerjakan batik.
Canting cap dapat dipakai berulang ulang selagi bagian permukaan canting tidak mengalami kerusakan atau penyok. Sedangkan kalau canting tulis biasanya harus diganti bila sudah lewat dari satu minggu karena pada bagian cucuk sudah mulai mampet dan rusak.
Kualitas canting ikut menentukan kualitas dari sebuah produk batik. Batik tulis yang menggunakan cating tulis tentu akan memerlukan waktu yang lebh lama dan proses yang lebih panjang dibandingkan dengan prose batik yang menggunakan canting cap. Begitu juga harga batik tulis akan lebih tinggi dibanding batik cap.
Canting tulis dapat juga menjadi penentu dari kehalusan produk batik tulis. Semakin kecil nomor canting yang dipakai maka semakin halus garapan motif pada kain dan akan membutuhkan waktu yang semakin lama. Di samping canting tulis memiliki nomor ukuran cucuk canting tulis juga mempunyai jumlah cucuk yang beragam dari satu, dua, hingga tujuh cucuk. Sehingga pembatik perlu mengerti fungsi kegunaannya dan setiap tahapan proses juga menggunakan jenis canting yang berbeda seperti proses nglowongi, proses isen-isen dan proses mopok.
+ comments + 1 comments
Selain canting dibutuhkan pula kain mori batik yang kuat dan tahan terhadap cairan malam panas untuk membuat kain batik berkualitas.
Post a Comment